Tugas
individu
PENGANTAR GEOFISIKA
METODE-METODE GEOFISIKA
Disusun
OLEH
:
NAMA : Sitti Suhartina
NIM : 60400114020
JURUSAN : FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015/2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nyalah sehingga Kami dapat
menyusun makalah “METODE-METODE GEOFISIKA”.Ini yang InsyaAllah
dapat bermanfaat.Tak lupa pula kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Nabi
Muhammad SAW.Karena berkat beliaulah, sehingga umat manusia dapat terlepas dari
zaman kejahiliaan menuju zaman modern sampai sekarang ini.
Tak lupa pula kami ucapkan banyak
teriah kasih kepada kedua orang tua kami yang telah merawat serta mendidik Kami
sampai sekarang ini, serta kepada saudara Kami yang selalu memberi motivasi
yang insyAllah kelak akan menjadi manusia yang berguna bagi agama,
masyarakat,bangsa dan Negara.
Terimah kasih pula Kami ucapkan
kapada Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing Kami untuk membuat Makalah
ini.Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat yang terhadap pembaca.Apa bila ada
kesalah pada penulisan, dan kata-kata mohon maafkan. Karena Kami bukanlah
manusia yang sempurnah yang tak lupuk dari kesalahan.
Sekian
dan terimah kasih
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Gowa
10-April-2016
Penyusun
Sitti
Suhartina
Nim
:60400114020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Judul
Makalah
Judul makalah pada tugas pertama yaitu
“METODE-METODE GEOFISIKA”
1.2 LATAR
BELAKANG
Metode geofisika
merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran
fisis diatas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun yan
tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyusunan pada
umumnya pada permukaan. Metode geofisika sebagai pendeteksi permukaan tentang
sifat fisis didalam bumi. Kemagnetan, kepadatan kekenyalan dan tahanan jenis
adalah sifat fisis secara umum digunakan dalam pengukuran memungkinkan
perbedaan didalam bumi untuk ditafsirkan
dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air
dan mutu air.
llmu Geofisika
adalah ilmu yang mempelajari bumi bawah permukaan berdasarkan
formulasi-formulasi Fisika. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga
ahli di bidang ilmu geofisika untuk pengelolaan sumber daya alam renewable
maupun non renewable, tools bagi bidang ilmu lain, dan mitigasi bencana
alam/geologi maka Geofisika ditingkatkan menjadi Program Studi Geofisika dengan
dukungan Peralatan Geofisika yang semakin lengkap,dengan kurikulum yang semakin
komprehensif dan terintegrasi dengan kebutuhan stack-holder.
Metode
eksplorasi geofisika yang akan dibahas pada materi makalah ini yaitu,
geolistrik, seismik refraksi, GPR, gravity dan magnetik.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan geofisika?
2. Bagaimana
Metode-metode geofisika?
3. Bagaimana
Manfaat geofisika?
1.4
Tujuan
Tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian geofisika
2. Mengetahui
Metode-metode geofisika
3. Mengetahui
Manfaat geofisika
1.5 Manfaat
a. Manfaat
bagi pemakalah
Merupakan sebuah media pembelajaran
karena dengan makalah ini , dengan tidak sengaja kita bias belajar mengenai
topic Geofisika sehingga memungkinkan kita bias memahami peran Geofisika yang
sesungguhnya dalam dunia sains.
b. Manfaat
bagi pembaca
Dengan makalah ini , pembaca dapat
lebih memahami sesungguhnya, tentang peran Geofisika dalam mewujudkan citranya
sebagai anak sains yang professional khususnya dalam bidang Fisika.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
METODE-METODE
GEOFISIKA
II.1 METODE GEOFISIKA
Geofisika berasal dari
kata geo, yang artinya bumi, dan fisika. Dari akar keilmuannya sendiri, geo
berasal dari kata geologi. Jadi, geofisika ialah ilmu yang menerapkan
prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan memecahkan masalah yang berhubungan
dengan bumi, atau dapat pula diartikan mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Secara klasik urutan penyelidikan geofisika untuk eksplorasi di suatu daerah adalah magnetik, gaya berat, seismik bias dan pantul. Dalam pelaksanaannya urutan penyelidikan demikian sering tidak diikuti, hal itu terdorong oleh beberapa hal diantaranya keterbatasan biaya dan adanya keinginan untuk memperoleh data secepat-cepatnya.
Dalam arti yang luas berarti masih bersifat umum dan biasanya untuk daerah yang luas, misalnya untuk membedakan batuan sedimen berikut struktur regionalnya. Data demikian bisa didapat dengan metoda seismik atau gaya berat umum. Data khusus misalnya untuk mengetahui penyebaran lapisan batubara tertentu, bisa dibantu untuk mendapatkan indikasinya mempergunakan gaya magnet di tanah, tahanan listrik, seismik pantul.
Secara klasik urutan penyelidikan geofisika untuk eksplorasi di suatu daerah adalah magnetik, gaya berat, seismik bias dan pantul. Dalam pelaksanaannya urutan penyelidikan demikian sering tidak diikuti, hal itu terdorong oleh beberapa hal diantaranya keterbatasan biaya dan adanya keinginan untuk memperoleh data secepat-cepatnya.
Dalam arti yang luas berarti masih bersifat umum dan biasanya untuk daerah yang luas, misalnya untuk membedakan batuan sedimen berikut struktur regionalnya. Data demikian bisa didapat dengan metoda seismik atau gaya berat umum. Data khusus misalnya untuk mengetahui penyebaran lapisan batubara tertentu, bisa dibantu untuk mendapatkan indikasinya mempergunakan gaya magnet di tanah, tahanan listrik, seismik pantul.
Didalam geofisika terdapat beberapa metode yaitu
sebagai berikut:
1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan
jenis)
Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah
permukaan sebagai objek pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada
batuan akan mengubah potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa
kita dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa
spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan
potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan
potensial listrik yang kita induksikan sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity
sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir (I) pada suatu medium
sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding terbalik dengan
resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding
dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding terbalik dengan luas
bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang
menghasilkan harga resistivitas semu ρapp (apparent resistivity) dirumuskan
oleh :
ρ app = K array
. V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal
beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan peletakan eloktroda yang
dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian resistivity
yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
- Metoda
Wenner
- Metoda
Gradien
- Metoda
Schlumberger
- Metoda
Dipole-dipole
- Metoda
Pole-dipole
Konfigurasi elektroda
Teknik akusisi data resistivity :
– Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm,
Phoenix Technology, Abem Terrameter dll)
– Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara
vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara
mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan
profil sounding yang kontinyu secara lateral
– Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang
dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda,
arus dan potensial yang digunakan tiap pengukuran, resistivity semu yang
didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum. Plot pada
kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat.
2. Metode Seismik Refraksi
Gelombang seismik merupakan
gelombang mekanis yang terjadi di bumi baik yang disebabkan secara alami maupun
buatan manusia. Adapun pengertian refraksi secara harfiah adalah pembiasan.
Sehingga seismic refraksi adalah pembiasan gelombang seismic. Selain refraksi
dikenal pula seismic refleksi atau pantulan, namun dalam laporan ini hanya
dibahas tentang seismic refraksi karena dalam penelitian yang dilakukan di
daerah Seling hanya menggunakan metoda refraksi.
Pada dasarnya dalam metoda ini
diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismic pada suatu sistem dan
kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gejala tersebut melalui receiver
(geophone). Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran (shot) dan geophone. Adapun waktu yang diperlukan oleh gelombang
seismic untuk merambat pada lapisan batuan bergantung besar kecepatan yang
dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut.
Dalam peneletian yang dilakukan di
daerah Seling ini metoda seismic refraksi digunakan untuk mengetahui jumlah
lapisan yang ada pada daerah tersebut dan diketahui pula nilai densitas dari
setiap lapisan sehingga kita dapat memperkirakan karakteristik batuan yang
sesuai dengan densitas batuan yang diketahui. Dengan mengetahui jenis batuan
yang diperkirakan dari lapisan tersebut kita bisa menduga batuan di lapisan mana
yang berkemungkinan menjadi bidang lincir yang menyebabkan pergerakan tanah di
daerah Seling tersebut.
Teori Dasar
Dalam penjalaran gelombang seismic
yang terjadi di bumi mengikuti beberapa prinsip fisika perambatan gelombang
pada suatu medium yaitu :
- Prinsip
Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu
titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu
seterusnya.
- Prinsip
Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu
titik ke titik selanjunya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari
suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit.
- Prinsip
Snellius
Gelombang yang merambat dan melalui
medium yang berbeda akan mengalami pembiasan maupun pemantulan. Adapun dalam
pembiasan maupun pemantulannya akan mengikuti persamaan berikut :
Sedangkan untuk sudut kritis (q2
= 900) maka persamaannya akan berubah menjadi :
dikarenakan sin 900 = 1
Dalam penjalaran gelombang seismic
gelombang yang datang pertama kali adalah gelombang langsung (jaraknya paling
kecil) setelah itu adalah gelombang bias dan yang paling terakhir ditangkapa
adalah gelombang pantul (refleksi).
Selain prinsip utama penjalaran
gelombang sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam metoda refraksi dikenal pula
prisip Hagiwara. Metoda Hagiwara ini digunakan untuk menentukan kedalaman suatu
lapisan dari daerah yang kita survey yaitu daerah Seling. Ketika digunakan
metoda Hagiwara sebagai metoda intrepetasi maka diperlukan suatu pasngan kurva travel
time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan
dari suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.
Akuisisi data
Dalam pengambilan data seismic
refraksi agar menghasilkan kualitas data yang bagus dan mengandung bentuk first
break yang tajam dapat dilakukan beberapa cara antara lain : stacking,
memperbesar kekuatan shoting, dan filtering. Dalam pengambilan
data yang menggunakan dinamit sebagai sumber getaran maka perlu diperhatikan
tempat yang tepat sehingga energy dinamit dapat terkonversi menjedi energy
seismic secara efektif.
3. Metode GPR (Groun Penetrating Radar)
Metode ground penetrating radar atau
georadar merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio
dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan gelombang
elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi
seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR
ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada
di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya
konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu
refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa
disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit
sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang
dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak
terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode
monostatik dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver
digabung dalam satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki
jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa
gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan karaketristik antena
tersebut (10 MHz – 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang secara
normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan
ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat
dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan
medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan antara medan dengan
distribusi sumber yang bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat
fisik medium dengan medan yang timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan
dengan :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
є = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat
fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen
isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan
berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet. Pada material dielektrik
murni suseptibilitas magnetik (μ) dan permitivitas listrik (є) adalah konstan
dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi
bergantung dari komposisi dan kandungan air material tersebut. Keduanya ini
mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi gelombang
elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR
bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat menyebabkan gelombang
tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut koefisien
refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang
elektromagnet dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta
dielektrik relatif dari media yang berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada
persamaan berikut :
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet
pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet
pada lapisan 2 , dan V1 < V2
є1 dan є2 = konstanta dielektrik
relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R
terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang ditransmisikan sama dengan
1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal pada permukaan bidang
datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan amplitudo
sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman
georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan impulse georadar
ditunjukkan oleh persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar
r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar berupa variasi warna. Refleksi
atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi hilang. Jika
kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan
penyebaran energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi
energi panas ) dapat menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling utama
hilangnya energi karena atenuasi fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika
media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi (α) tergantung dari konduktifitas
(σ), peermeabilitas magnetik (μ), dan permitivity (є) dari media yang dilalui
oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari
material ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan
komposisinya.
Prinsip kerja georadar
GPR adalah salah satu metode geofisika yang
mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio yang mempunyai rentang frekuensi antara 1-1000 MHz
dan dapat mendeteksi parameter permitivitas listrik (ε), konduktivitas (σ) dan
permeabilitas magnetik (μ). GPR dapat disebut juga dengan metode refleksi
elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang memperliahtkan
refleksi separti pada metode gelombang seismik. GPR digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaan fracture
bedrock dan penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis,
1989).
1. Prinsip Kerja GPR
Prinsip kerja alat GPR yaitu dengan
mentransmisikan gelombang radar (Radio Detection and Ranging) ke dalam
medium target dan selanjutnya gelombang tersebut dipantulkan kembali ke
permukaan dan diterima oleh alat penerima radar (receiver), dari hasil refleksi
itulah barbagai macam objek dapat terdeteksi dan terekam dalam radargram.
Mekanisme kerja GPR dan contoh rekaman radargram ditunjukan oleh gambar
Untuk mendeteksi suatu objek
diperlukan perbedaan parameter kelistrikan dari medium yang dilewati gelombang
radar. Perbedaan parameter kelistrikan itu antara lain permitivitas listrik,
konduktivitas dan permeabilitas magnetik.
Sifat elektromagnetik suatu material
bergantung pada komposisi dan kandungan air didalamnya, dimana keduanya
merupakan pengaruh utama pada perambatan kecepatan gelombang radar dan atenuasi
gelombang elektromagnetik dalam material. Reynold dalam bukunya An
Introduction to Applied and Evironmental Geophysics, menyatakan bahwa
kecepatan gelombang radar dalam suatu medium tergantung pada kecepatan cahaya
dalam ruang hampa (c = 0.3 m/ns), konstanta dielektrik relatif medium
(εr) dan permeabilitas magnetic relatif (μr).
Keberhasilan metode GPR bergantung
pada variasi bawah permukaan yang dapat menyebabkan gelombang radar
tertransmisikan dan refleksikan. refleksi yang ditimbulkan oleh radiasi
gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara konstanta
dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan.
Perbandingan energi yang
direfeleksikan disebut koefesien refeleksi (R) yang ditentukan oleh
perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dan lebih mendasar lagi adalah
perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari medium yang berdekatan.
Dalam perambatannya, amplitudo
sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi yang hilang, sebagai
akibat terjadinya refleksi / trasmisi di tiap batas medium dan terjadi
setiap kali gelombang radar melewati batas antar medium. Faktor kehilangan
energi disebabkan oleh perubahan energi elektromagnetik menjadi panas. Penyebab
dasar terjadinya atenuasi merupakan fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan
sifat listrik medium yang dilewati oleh sinyal radar. Faktor atenuasi
tergantung pada konduktivitas, permitivitas, dan permeabilitas magnetic medium,
dimana sinyal tersebut menjalar, serta frekuensi sinyal itu sendiri.
Skin depth
( adalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e (yaitu
Hubungan antara konstanta dielektrik dan cepat rambat gelombang radar
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Untuk material geologi, berada pada
rage 1-30, sehingga range jarak cepat rambat gelombang menjadi besar yaitu
sekitar 0.03 sampai 0.175 m/ns (Reynolds, 1997).
Konstanta dielektrik relatif dan cepat rambat
gelombang elektromagnetik untuk material geologi (McCann et al, 1988)
Material
|
V (m/
|
|
Air
|
1
|
300
|
Water (fresh)
|
81
|
33
|
Water (sea)
|
81
|
33
|
Sand
|
3 – 6
|
120 – 170
|
Clay soil
|
3
|
173
|
Sand (wet)
|
25 – 30
|
55 – 60
|
Sand (dry)
|
3 – 6
|
120 – 170
|
Agricultural land
|
15
|
77
|
Average ‘soil’
|
16
|
75
|
Granite
|
5 – 8
|
106 – 120
|
Limestone
|
7 – 8
|
100 – 113
|
Dolomite
|
6,8 – 8
|
106 – 115
|
Basalt
|
8
|
106
|
4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah
satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik
antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan
metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat
menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen
besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu
dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya,
sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca perhitungan
alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda
eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada
di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan
magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari
berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat
dilakukan di darat, laut maupun udara.
MANFAAT
GEOFISIKA DALAM KEHIDUPAN
PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH
BIDANG
KEHUTANAN
Bidang kehutanan berkenaan dengan
pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu,
pengelolaan,pemantauan penebangan dan penghutanan kembali.
BIDANG
PENGGUNAAN LAHAN
Inventarisasi penggunaan lahan
penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaannlahan yang dilakukan oleh
aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
BIDANG PEMBUATAN PETA
Peta citra mempunyai keunggulan
informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan
gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan
generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta
dasar dan peta tanah.
BIDANG
METEOROLOGI (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA)
Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah
sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan
tingkat perawanan dan
kandungan air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi
dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah
hujan badai dan siklon.
c. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data
klimatologi.
BIDANG
OSEANOGRAFI (SEASAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi
(kelautan) adalah sebagai berikut.
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan,
arus permukaan, dan
salinitas sinar tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi,
arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi
suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan
sedimentasi (LANDSAT dan
SPOT).
BIDANG
HIDROLOGI (LANDSAT/ERS, SPOT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah
sebagai berikut.
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi
sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
BIDANG
GEOFISIKA BUMI PADAT, GEOLOGI, GEODESI, DAN
LINGKUNGAN .
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika,
geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan
dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran),
pemantauan aktivitas
gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu
vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi (penyebaran )sumber
daya alam, seperti hutan (lokasi,macam, kepadatan, dan perusakan), bahan
tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan
minyak di laut.
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan
pencemaran laut.
IDENTIFIKASI
BENTANG ALAM & BENTANG BUDAYA DARI
CITRA PENGINDERAAN JAUH
Interpretasi citra adalah tindakan
mengkaji foto dan atau citra dengan maksud untukmengenali objek dan geja la
serta menilai arti pentingnya objek dan gejala tersebut, tujuh karakteristik
yang digunakan oleh penafsir foto secara manual atau visual adalah sebagai
berikut :
a. Bentuk ialah konfigurasi atau kerangka suatu objek
yang langsung menumbuhkan kesan bentuk objek yang diidentifikasi sesuai
dengan kenampakan pada foto udara.
b. Ukuran ialah keluasan atau volum suatu objek yang
berkaitan erat dengan skala foto sehingga besar kecilnya ukuran atau sempit
luasnya ukuran sangat relative
c. Pola ialah hubungan susunan spasial suatu objek.
d. Bayangan sangat penting bagi penafsir foto karena
mendukung penalaran bentuk objek yang diidentifikasi.
e. Rona atau gradasi atau tingkat kecerahan/kegelapan
objek pada foto udara hitam putih menunjukkan gradasi dari terang, terang
kelabu, kelabu gelap hingga gelap atau hitam.
f. Tekstur atau frekuensi perubahan rona pada citra
fotografi dihasilkan oleh kumpulan unit kenampakan atau merupakan gabungan dari
bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan rona.
g. Situs ialah suatu posisi atau lokasi suatu objek
terhadap objek lainnya. Hal ini memberi kesan adanya hubungan yangsangat
membantu penafsir foto dalam mengenali dan meyakini hasil interpretasi atau
penafsiran suatu objek.
BIDANG PERTANIAN
Manfaat dari pengukuran klimatologi
adalah untuk membantu pertanian kapan musim tanam atau musim panen tiba;
mengetahui titik rawan banjir pada suatu daerah dan bila mengetahui tersebut
maka dapat diantisipasi agar tidak terjadi banjir.
BAB III
PENUTUP
1 KESIMPULAN
1.
Metode
geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan
pengukuran fisis diatas permukaan.
2.
. Metode Geolistrik (metode
resistivity/tahanan jenis), Metode seismik,metode
maknetik,metode gravitasi dan metode GPRS
3.
Metode geofisika bermanfaat dibidang kehutanan,bidang pembuatan
peta,dibidang pertanian,bidang meteorologi,
III.2 SARAN
Untuk mengeksplorasi bawah permukaan
yang lebih detail, di butuhkan metoda geofisika yang lebih akurat, salah satu
dari yang disajikan di atas adalah remote sensing untuk cadangan mineral yang
lebih detail.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D Resnick, 1993 FUNDAMENTAL OF
PHYSICS;Principles and application
Tidak ada komentar:
Posting Komentar