Tugas
individu
PENGANTAR
GEOFISIKA
METODE
MAGNETIK
Disusun
OLEH
NAMA :SITTI SUHARTINA
NIM :60400114020
KELAS : FISIKA B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2016/2017
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
PENDAHULUAN
DASAR
TEORI
PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nyalah sehingga Kami dapat
menyusun makalah “METODE MAGNETIK”.Ini
yang InsyaAllah dapat bermanfaat.Tak lupa pula kita panjatkan puji dan syukur
kehadirat Nabi Muhammad SAW.Karena berkat beliaulah, sehingga umat manusia
dapat terlepas dari zaman kejahiliaan menuju zaman modern sampai sekarang ini.
Tak lupa pula kami ucapkan banyak
teriah kasih kepada kedua orang tua kami yang telah merawat serta mendidik Kami
sampai sekarang ini, serta kepada saudara Kami yang selalu memberi motivasi
yang insyAllah kelak akan menjadi manusia yang berguna bagi agama,
masyarakat,bangsa dan Negara.
Terimah kasih pula Kami ucapkan
kapada Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing Kami untuk membuat Makalah
ini.Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat yang terhadap pembaca.Apa bila ada
kesalah pada penulisan, dan kata-kata mohon maafkan. Karena Kami bukanlah
manusia yang sempurnah yang tak lupuk dari kesalahan.
Sekian
dan terimah kasih
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Gowa 20-Mei-2016
Penyusun
Sitti Suhartina Nim:60400114020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul Makalah
Judul makalah pada tugas pertama yaitu “METODE
MAGNETIK”
1.2 LATAR
BELAKANG
Metode
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan
pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika
mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung
oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan .
Metode
geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi.
Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang
paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di
dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah,
berat jenis batuan dan rembesan isi air, dan mutu air .
Secara
umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pasif dan aktif.
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respon
yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik
dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi. Medan buatan dapat
berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman
sinyal radar dan lain sebagainya.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan metode magnetik?
2. Apa
kegunaan dari metode magnetik ?
3. Apa
eksplorasi dari metode magnetik ?
4. Bagaimana
cara interretasi data pada metode magnetik ?
1.4 Tujuan
Tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
yang dimaksud dengan metode magnetik.
2. Mengetahui
kegunaan dari metode magnetik
3. Mengetahui
eksplorasi dari metode magnetik.
4. Mengetahui
cara interretasi data pada metode magnetik.
1.5 Manfaat
a. Manfaat
bagi pemakalah
Merupakan sebuah media pembelajaran
karena dengan makalah ini , dengan tidak sengaja kita bias belajar mengenai
topic Geofisika sehingga memungkinkan kita bias memahami peran Geofisika yang
sesungguhnya dalam dunia sains.
b. Manfaat
bagi pembaca
Dengan makalah ini , pembaca dapat
lebih memahami sesungguhnya, tentang peran Geofisika dalam mewujudkan citranya
sebagai anak sains yang professional khususnya dalam bidang Fisika.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Metoda Geomagnet
Metoda
ini untuk mengukur sifat kerentanan magnet batuan. Kerentanan magnet batuan
tergantung dari kandungan mineral yang bersifat magnetik, misalnya magnetit
atau ilmenit di dalam batuan. Batuan sedimen umumnya mempunyai angka kerentanan
magnet yang rendah, sedangkan batuan dasar umumnya lebih tinggi. Batuan yang
mengandung unsur besi atau batuan ultra basa mempunyai angka kerentanan magnet
yang tinggi. Batuan sedimen yang terpanasi, misalnya oleh adanya lapisan
batubara yang terbakar, umumnya mempunyai angka kerentanan magnet yang cukup
tinggi.
Kegunaan
utama metoda ini di dalam eksplorasi batubara adalah untuk meneliti adanya
terobosan batuan beku, adanya struktur besar dan adanya lapisan batubara yang
telah terbakar. Adanya tanah laterit yang mempunyai angka rentetan magnet agak
tinggi harus diperhatikan ketika sedang melakukan penelitian di lapangan,
karena gejala demikian dapat sebagai indikatorr adanya bekas lapisan batubara
yang terbakar.
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan
magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik
berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh
adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan
eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Metoda
magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran
bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini
didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet pada batuan yang timbul karena
pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan itu terbentuk.
Kemampuan
suatu batuan untuk dapat termagnetisasi sangat dipengaruhi oleh faktor susceptibilitas
batuan. Objek pengamatan dari metode ini adalah benda yang bersifat magnetik,
dapat berupa gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan tertentu. Metode
ini dapat ,dipakai sebagai preliminary survey untuk menentukan bentuk geometri
dari bentuk basement, intrusi dan patahan.
Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini
sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak
bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet
yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian
bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi
suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada
anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik
secara lateral maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada
dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa
perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal),
koreksi topografi (terrain) dan
koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat
magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi
sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan
untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing
batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda
anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.
Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan
semakin banyak.
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur
yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m.
Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik
dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh
merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material
magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang
fisika denga metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun
demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai
perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan
besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi
besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan
sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi
terhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam
eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa
diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet
bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi:
Deklinasi (D), yaitu
sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara
menuju timur
Inklinasi(I), yaitu
sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari
bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar 2.1. Tiga Elemen medan magnet bumi
b. Metode Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam
melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah
magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di
lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton
Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat
medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei
magnetik adalah Global Positioning System
(GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang
meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi
suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit
karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu
oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering
digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
a.
Kompas geologi, untuk mengetahui arah
utara dan selatan dari medan magnet bumi.
b.
Peta topografi, untuk menentukan rute
perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
c.
Sarana transportasi
d.
Buku kerja, untuk mencatat data-data
selama pengambilan data
e.
PC atau laptop dengan software seperti
Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan
dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data
yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan
magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
c. Pengolahan Data Geomagnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang
diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil
pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup
koreksi harian, IGRF dan topografi.
1.
Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan
penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek
radiasi matahari dalam satu hari.
Waktu yang dimaksudkan harus
mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik
lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian
negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi
harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan
dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya
dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu
tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan
dalam persamaan
ΔH = Htotal ± ΔHharian
d.
Interpretasi Data Geomagnetk
Secara
umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi
kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur
anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda
termagnetisasi atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola
anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi
geologi setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur geologi,
yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk
menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau strukutr geologi
melalui pemodelan matematis. Untuk melakukan interpretasi kuantitatif, ada
beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya mungkin berbeda, tergantung
dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil
pengukuran. Beberapa pemodelan yang biasa digunakan yaitu pemodelan dua
setengah dimensi dan pemodelan tiga dimensi.
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan
pada makalah kali ini adalah sebagai berikut:
1. Geomagnetik
merupakan salah satu metode seurvei geofisika dengan cara mengukur variasi
intensitas medan magnetik dari posisi yang berbeda.
2. Metode
geomagnetik ini dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas
bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek
benda-benda arkeologi.
3. Eksplorasi
dengan menggunakan geomagnetik pada umumnya dilakukan dengan tiga tahap, yaitu
akuisisi data lapangan, processing,
interpretasi. Pada tahap processing
dilakukan koreksi pada metode magnetik yang terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi
topografi (terrain) dan koreksi
lainnya.
4. Interpretasi
data geomagnetik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interpretasi kualitatif
dan interpretasi kuantitatif.
III.2 Saran
Sekiranya
pembaca memberi kritikan terhadap penulis agar penulis dapat termotifasi akan
kritikan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013, https://makmun08.files.wordpress.com/.../metode
magnetik, diakses tanggal 19 mei 2016-05-25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar