Senin, 20 Juni 2016

MAKALAH 4 METODE MAGNETIK

Tugas individu
PENGANTAR GEOFISIKA
METODE MAGNETIK

Disusun
OLEH
NAMA           :SITTI SUHARTINA
NIM                :60400114020
KELAS          : FISIKA B




JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2016/2017




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA







KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
            Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nyalah sehingga Kami dapat menyusun makalah “METODE MAGNETIK”.Ini yang InsyaAllah dapat bermanfaat.Tak lupa pula kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Nabi Muhammad SAW.Karena berkat beliaulah, sehingga umat manusia dapat terlepas dari zaman kejahiliaan menuju zaman modern sampai sekarang ini.
            Tak lupa pula kami ucapkan banyak teriah kasih kepada kedua orang tua kami yang telah merawat serta mendidik Kami sampai sekarang ini, serta kepada saudara Kami yang selalu memberi motivasi yang insyAllah kelak akan menjadi manusia yang berguna bagi agama, masyarakat,bangsa dan Negara.
            Terimah kasih pula Kami ucapkan kapada Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing Kami untuk membuat Makalah ini.Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat yang terhadap pembaca.Apa bila ada kesalah pada penulisan, dan kata-kata mohon maafkan. Karena Kami bukanlah manusia yang sempurnah yang tak lupuk dari kesalahan.
Sekian dan terimah kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb

                                                                                       Gowa 20-Mei-2016
                                                                                                Penyusun

Sitti Suhartina                         Nim:60400114020



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Judul Makalah
Judul makalah pada tugas pertama yaitu “METODE MAGNETIK”
1.2  LATAR BELAKANG
             Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan .
             Metode geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi. Kemagnetan, kepadatan, kekenyalan, dan tahanan jenis adalah sifat fisis yang paling umum digunakan untuk mengukur penelitian yang memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan dan rembesan isi air, dan mutu air .
             Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.




1.3  Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan metode magnetik?
2.      Apa kegunaan dari metode magnetik ?
3.      Apa eksplorasi dari metode magnetik ?
4.      Bagaimana cara interretasi data pada metode magnetik ?
1.4  Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan metode magnetik.
2.      Mengetahui kegunaan dari metode magnetik
3.      Mengetahui eksplorasi dari metode magnetik.
4.      Mengetahui cara interretasi data pada metode magnetik.
1.5 Manfaat
a.       Manfaat bagi pemakalah
            Merupakan sebuah media pembelajaran karena dengan makalah ini , dengan tidak sengaja kita bias belajar mengenai topic Geofisika sehingga memungkinkan kita bias memahami peran Geofisika yang sesungguhnya dalam dunia sains.
b.      Manfaat bagi pembaca
            Dengan makalah ini , pembaca dapat lebih memahami sesungguhnya, tentang peran Geofisika dalam mewujudkan citranya sebagai anak sains yang professional khususnya dalam bidang Fisika.





BAB II
DASAR TEORI


A.    Metoda Geomagnet
Metoda ini untuk mengukur sifat kerentanan magnet batuan. Kerentanan magnet batuan tergantung dari kandungan mineral yang bersifat magnetik, misalnya magnetit atau ilmenit di dalam batuan. Batuan sedimen umumnya mempunyai angka kerentanan magnet yang rendah, sedangkan batuan dasar umumnya lebih tinggi. Batuan yang mengandung unsur besi atau batuan ultra basa mempunyai angka kerentanan magnet yang tinggi. Batuan sedimen yang terpanasi, misalnya oleh adanya lapisan batubara yang terbakar, umumnya mempunyai angka kerentanan magnet yang cukup tinggi.
Kegunaan utama metoda ini di dalam eksplorasi batubara adalah untuk meneliti adanya terobosan batuan beku, adanya struktur besar dan adanya lapisan batubara yang telah terbakar. Adanya tanah laterit yang mempunyai angka rentetan magnet agak tinggi harus diperhatikan ketika sedang melakukan penelitian di lapangan, karena gejala demikian dapat sebagai indikatorr adanya bekas lapisan batubara yang terbakar.
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet pada batuan yang timbul karena pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan itu terbentuk.
Kemampuan suatu batuan untuk dapat termagnetisasi sangat dipengaruhi oleh faktor susceptibilitas batuan. Objek pengamatan dari metode ini adalah benda yang bersifat magnetik, dapat berupa gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan tertentu. Metode ini dapat ,dipakai sebagai preliminary survey untuk menentukan bentuk geometri dari bentuk basement, intrusi dan patahan.
                        Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.
                   Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
                   Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
                   Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.
                   Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
*     Medan Magnet Bumi
            Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi:
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar 2.1. Tiga Elemen medan magnet bumi
b.    Metode Pengukuran Data Geomagnetik
                   Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
                   Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
a.       Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
b.      Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
c.       Sarana transportasi
d.      Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
e.       PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
                   Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
c.    Pengolahan Data Geomagnetik
                   Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi.
1.         Koreksi Harian
                  Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari.
                  Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan
ΔH = Htotal ± ΔHharian

d. Interpretasi Data Geomagnetk
                   Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur geologi, yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
                   Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran. Beberapa pemodelan yang biasa digunakan yaitu pemodelan dua setengah dimensi dan pemodelan tiga dimensi.



BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
            Kesimpulan pada makalah kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Geomagnetik merupakan salah satu metode seurvei geofisika dengan cara mengukur variasi intensitas medan magnetik dari posisi yang berbeda.
2.      Metode geomagnetik ini dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
3.      Eksplorasi dengan menggunakan geomagnetik pada umumnya dilakukan dengan tiga tahap, yaitu akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Pada tahap processing dilakukan koreksi pada metode magnetik yang terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
4.      Interpretasi data geomagnetik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif.
III.2 Saran
            Sekiranya pembaca memberi kritikan terhadap penulis agar penulis dapat termotifasi akan kritikan pembaca.



                     DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013, https://makmun08.files.wordpress.com/.../metode magnetik, diakses tanggal 19 mei 2016-05-25
Anonim,2015, www.docs-engine.com/doc/.../metodegeofisika, diakses pada tangga 19 mei 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar